Dosen Prodi Seni Pedalangan ISI Surakarta Halintar Cokro Padnobo latih siswa SMA Muhammadiyah Al Kautsar Kartasura mendalang, Selasa (5/3/2024) (ARIEF BUDIMAN/RADAR SOLO)

 

Program Studi (Prodi) Seni Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, berkolaborasi dengan Jawa Pos Radar Solo kembali menggelar Zetizen Goes To School. Yang kali ini menyambangi SMA Muhammadiyah Al Kautsar Kartasura, Sukoharjo, Selasa (5/3/2024). Hadirnya Zetizen Goes To School menambah wawasan siswa terkait kompetensi jurnalistik, juga mendapat referensi akan studi lanjutan di bidang seni. Zetizen Goes To School di Smalka (julukan SMA Muhammadiyah Al Kautsar Kartasura) diisi beragam sesi. Mulai dari pengenalan FSP ISI Surakarta, penampilan mahasiswa Prodi Seni Pedalangan, hingga pelatihan jurnalistik. Kegiatan ini diikuti sebanyak 140 siswa yang sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara. Kegiatan dibuka selayang pandang dari FSP ISI Surakarta, yang memiliki enam prodi. Mulai dari etnomusikologi, pedalangan, tari, teater, karawitan, dan koreografi inkuiri. Disusul aksi mahasiswa Prodi Seni Pedalangan dengan mementaskan wayang kulit. Mengisahkan perjalanan cinta Rama dan Shinta. Siswa yang hadir di aula Smalka kian antusias setelah mereka diberi kesempatan memainkan wayang kulit. Dipandu Dosen Prodi Seni Pedalangan Halintar Cokro Padnobo, dengan iringan tembang Lintang Asmoro. Seni Pedalangan ISI Surakarta juga mempelajari budaya-budaya yang berhubungan dengan wayang. Mulai dari wayang purwo, wayang nuansa Islami, wayang revolusi, bahkan wayang yang diiringi musik jazz. "Jadi seni pedalangan tidak hanya tentang tradisi, tapi juga kontemporer,” ungkap Halin (sapaan akrab Halintar Cokro Padnobo).

Latar belakang seniman bukan syarat menjadi mahasiswa seni. Sedangkan tugas akhir mahasiswa prodi seni pedalangan bisa berupa karya seni atau tulis. Halin mengatakan lulusan prodi seni pedalangan tidak hanya menjadi dalang. Bisa jadi budayawan, kritikus wayang, pengamat, pambiwara, pembuat naskah wayang, dan sebagainya. "Ada juga lulusan kami yang menjadi komposer seni-seni musik tradisi, karawitan, keroncong, maupun kontemporer,” imbuhnya.

Kepala SMA Muhammadiyah Al Kautsar Kartasura Nasrul Harahab mengapresiasi hadirnya Zetizen Goes To School. Mengingat pengetahuan siswa terkait perguruan tinggi kesenian masih terbatas.

“Anak-anak yang merasa berminat dan ada bakat di bidang seni, sekarang memiliki referensi atau tujuan untuk studi lanjutnya. Siswa yang punya bakat seni tidak lagi takut atau pesimis akan masa depannya. Dengan menempuh pendidikan tinggi, pasti kemampuannya ter-upgrade,” paparnya.

Sementara itu, Zetizen Goes To School juga diisi materi pelatihan jurnalistik. Dipandu Pemimpin Redaksi Jawa Pos Radar Solo Kabun Triyatno. Termasuk materi pelatihan fotografi yang diberikan fotografer Jawa Pos Radar Solo Arief Budiman. Antusiasme siswa Smalka juga tinggi saat pelatihan jurnalistik diberikan. Mereka terlihat interaktif, karena mampu menjawab pertanyaan dari narasumber. Bahkan di akhir sesi, tim media Smalka meminta sesi tambahan untuk menambah kompetensinya. (zia/fer)

Sumber : Radar Solo