Mengenalkan Program Studi (Prodi) Tata Kelola Seni, Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menggelar seminar di Teater Kecil ISI Surakarta, Kamis (13/6). Seminar ini bertajuk "Tata Kelola Seni Pertunjukan: Konsep dan Implementasinya dalam Pendidikan Tinggi". Dalam seminar tersebut, Direktur Hysteria Ahmad Khoirudin (Adin) membagikan pengalamannya. Khususnya saat merintis komunitas seni berbasis di Semarang yang sudah 20 tahun eksis. Hysteria mendukung kegiatan pengembangan kota, salah satunya pada ranah kesenian dan kebudayaan. Sebagai kelompok seniman, Adin mengenalkan manifestasi seni Tulang Lunak Bandeng Juwana. "Bandeng itu produk domestikasi dari laut dibawa ke air payau. Bandeng itu masih eksis karena didomestikasi. Keberadaan (eksistensi) kami di Semarang itu bukan maksudnya domestikasi, tetapi bagaimana kota dikontribusi siapapun. Tidak hanya penduduk asli, tapi juga para pendatang," jelasnya. Sementara pembicara kedua adalah Iyok Samalona.  Namanya telah malang melintang di dunia event organizer (EO), terutama di Kota Solo. Salah satunya, dia terlibat dalam event launching Stadion Manahan. Iyok membagikan pengalaman dan pengetahuan mengenai bagaimana membuat event. Mulai dari konsep, penyusunan proposal, sponsor, protokoler, hingga eksekusi. Dekan FSP Tatik Harpawati mengatakan, seminar ini guna mengupas tuntas tata kelola seni pertunjukan. Lebih lanjut, Tatik menyebut, Prodi Tata Kelola Seni menjadi prodi ketujuh di FSP, menyusul prodi Seni Karawitan, Seni Pedalangan, Teater, Tari, Etnomusikologi, dan Koreografi Inkuiri. "Prodi Tata Kelola Seni akan melahirkan tenaga profesional di bidang manajerial seni. Seperti manajer, sutradara, pamong budaya, konsultan festival, kurator, pengarsip, dan sebagainya. Sehingga profil-profil itu nanti akan kami didik dan gembleng di Prodi Tata Kelola Seni," ujar Tatik. Kaprodi Tata Kelola Seni Fawarti Gendra Nata Utami menambahkan, mahasiswa Prodi Tata Kelola Seni diajarkan proses tata kelola atau manajemen bidang seni. Mahasiswa diberikan pemahaman tentang cara apresiasi gelaran seni, pelestarian, penerjemahan, pengarsipan, dan kurasi suatu karya seni. Selain itu, mahasiswa akan dibekali mata kuliah penciri, seperti ilmu kuratorial, desain perancangan sebuah pertunjukan, pengarsipan, produksi seni, hingga level menyiapkan sebuah lawatan budaya ke luar negeri. "Mahasiswa akan dibekali ilmu-ilmu untuk mempersiapkan tur internasional. Jadi memang prodi ini akan lebih banyak praktik dan dosennya tidak hanya dari internal, tetapi kami akan menghadirkan praktisi-praktisi profesional untuk mengajar," bebernya. Sekadar informasi, penerimaan mahasiswa baru Prodi Tata Kelola Seni melalui jalur mandiri dibuka pada 13 Juni hingga 5 Juli. Bisa diakses melalui laman https://sipadu.isi-ska.ac.id/pmb. (zia/nik) Sumber: Radar Solo