Peringatan Hari Tari Dunia yang diselenggarakan setiap tanggal 29 April, pada dasarnya merupakan salah satu upaya pelestarian dan pengembangan seni budaya dalam bidang tari yang berlangsung secara internasional. Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kembali sukses menggelar 24 Jam menari Nonstop, Senin-Selasa (29-30 April 2024) dengan mengangkat tema “Skena Menari: Bersua, Bercengkerama, Berkelana”. Kegiatan tersebut diikuti 131 komunitas/kelompok tari dari seluruh Indonesia dan 1 dari mancanegara dengan jumlah penari lebih dari 3.000 orang. Sesuai rencana ada seorang penari 24 jam yang mulai menari sejak turun dari Stasiun Solo Balapan dan berjalan ke Kampus ISI Surakarta di Kentingan dan menjadi istimewa karena selain ada festival 24 Jam Menari ada 6 panggung skena yang bersua dan bercengkerama tentang Gendhon Legacy, Kid Dancing, Contemporer, International, Folk Dance, dan Disable Dancing. Penari yang menari selama 24 Jam nonstop, yaitu Jarot Budi (Solo), Hanna Sulisyia (Bandung), Adi Putra (Jombang), Tonny Broer (Bandung), Ni Nyoman Yuliarmaheni (Solo), M. Safrizal (Aceh), Tyoba Armey (Bandung), Yuliana Meneses Orduno (Mexiko). Sedangkan pemusik yang tampil nonstop selama 24 jam, yaitu Nur Handayani (Solo), Misbahidun (Makasar), dan R. Choirul Slamet (Yogyakarta).